2 Mar 2011

Pribadi Muslim Amanah

1. PENDAHULUAN

Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; semuanya enggan untuk memikul amanat dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, lalu dipikullah manah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.” (Al Ahzab : 72)


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Al Anfal : 27).

Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Shallalhu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Tunaikanlah amanat kepada orang yang mempercayakan kepadamu dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Syariat agama islam memberikan perhatian yang besar terhadap masalah amanah, sehingga banyak sekali disebutkan dalam Al Quran maupun Al Hadits, sebagai tuntunan bagi umat islam agar mereka menjadi manusia yang amanah.

2. PENGERTIAN AMANAH

Secara bahasa, kata amanah berasal dari bahasa arab ‘aman’ yang berarti kebalikan dari takut, dan ‘amanah’ yang berarti kebalikan dari hianat.
Aman, karena dengannya seseorang merasa aman dari mengabaikan suatu hak. Amanah, karena dengannya ia selalu berusaha melakukan apa yang dipercayakan kepadanya.

Secara istilah, amanah adalah karakter / kepribadian seseorang yang selalu menunaikan hak dan kewajiban meskipun dirinya dalam keadaan yang memungkinkan untuk tidak menunaikannya.

Secara umum, seseorang mendapat sebutan ‘bersifat amanah’ manakala ia menggunakan dan tidak menyia-nyiakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Sederhananya, seseorang yang mengemban amanah adalah serupa dengan orang yang mengemban kepercayaan. Selama ia tidak menyia-nyiakan kepercayaan tersebut, maka sifat amanah itu telah ada pada dirinya.

Sedangkan Hianat adalah kebalikan dari sifat amanah. Seorang yang mengabaikan amanah yang ada pada dirinya, ia dikatakan telah berhianat. Oleh karena itu, sifat amanah seseorang adalah persoalan yang menyangkut nilai ‘ke-terpercayaan’ atau kredibelitas seseorang dimata pihak lain.

3. RUANG LINGKUP AMANAH

Perlu di garis bawahi, bahwa, persoalan amanah tidak hanya terbatas pada pelimpahan kepercayaan dalam hal materi kepada seseorang. Bahkan karena luasnya pemaknaan amanah ini di dalam kehidupan seorang muslim, sampai sampai rosululloh mengatakan bahwa tidak ada iman bagi yang tidak amanah. Karena sejatinya iman itu sendiri adalah amanah dari Alloh untuk semua umat manusia di bumi ini.

Dalam makalah ini, akan dijabarkan beberapa point lingkup amanah yang semuanya diemban oleh kaum muslimin. Meskipun pasti, ruang lingkup amanah itu tidaklah bisa dibatasi hanya dengan pembahasan yang ada dalam makalah ini.
Diantara ruang lingkup amanah itu adalah sebagai berikut ini:

1. Amanah Fitrah .

Amanah fitrah adalah amanah yang paling agung dari Alloh SWT, diberikan tidak hanya kepada manusia, tapi juga seluruh makhlukNya. Ini adalah amanah untuk beriman dan mentauhidkan Alloh SWT. Manusia dikatakan beriman dengan memenuhi amanah ini, dan dikatakan kafir saat ia melalaikan amanah ini.

Dalam Al Qu’an, diceritakan bahwa saat manusia berada dalam alam kandungan, Alloh SWT berfirman kepadanya : “Bukankah aku ini tuhanmu? , Mereka menjawab “ Betul, kami menjadi saksi….”(surat Al A’rof ayat 172). Dari sinilah manusia telah diambil sumpah dan baiatnya atas amanah dari Alloh untuk beriman kepadaNya. Amanah adalah sebagaimana janji, dan janji kepada Alloh untuk beriman adalah janji agung yang harus ditepati oleh seluruh manusia di bumi ini, tanpa terkecuali.

Karena itulah, dengan keadilan dan rahmatNya, Alloh telah meletakkan naluri yang secara alamiah akan mengakui dan menjalankan amanah ini. Tetapi beberapa golongan manusia telah menutupinya dengan kemaksiatan sehingga fitrah itu hanya akan terbuka saat saat ia berada dalam keadaan tertentu saja, yaitu saat ia berada di titik dasar kelemahannya. Bahkan terkadang, baru pada saat sekarat seseorang menyadari bahwa ia mengemban amanah untuk beriman kepada Alloh SWT, dan saat itu, tidak lagi diterima keimananya, akhirnya ia termasuk dalam golongan orang orang yang hianat akan amanah fitrah ini. Sesungguhnya tidak beruntung sedikitpun orang orang kafir itu di akherat nanti. Naudzublillah.

2. Amanah Anggota Badan

Anggota badan manusia merupakan amanah untuk digunakan dalam menaati Alloh SWT. Beribadah kepada Alloh, menolong sesama dan menolong makhluk Alloh yang lain. Termasuk dalam hal ini, adalah menjaga anggota badan itu sendiri agar tetap dalam keadaan baik.
Anggota badan secara keseluruhan telah mendapatkan fungsi dan perannya masing masing untuk digunakan dalam menaati Alloh SWT. Wajah, tangan, kaki, mata, telinga, bahkan hati dan akal semuanya memiliki amanah dan akan dimintai pertanggungjawaban akan sifat amanah itu kelak di akherat. Alloh telah memberikan amanah ini dalam Alquran dan Al hadits, agar manusia menggunakan mata, telinga, hati dan menjaga ketiganya, menjaga lidahnya, berkata baik atau diam, menjauhi prasangka, menundukkan pandangan dan masih banyak lagi.

Saat seseorang lalai dari menjaga amanah ini, maka ia telah bermaksiat kepada Alloh. Ia tidak sampai kepada kekafiran sebagaimana seseorang yang lalai dari amanah fitrah. Namun, ia telah mendzolimi dirinya dan berdosa kepada Alloh SWT. Kelak di akherat, semua amanah ini akan dipertanyakan, dan setiap anggota badan akan menjadi saksi bagi dirinya sendiri atas apa yang dulu diperbuatnya di dunia. Manusia tidak bisa mengelak dari dosa yang diperbuat oleh tangannya, kakinya, matanya, lidahnya dan lainnya, kecuali ia telah bertobat kepada Alloh atas semua kelalaiannya itu.

3. Amanah dalam Hidup Berkeluarga

Seseorang pasti memiliki posisinya masing masing dalam keluarga, ada amanah bagi yang menjadi ayah, ibu dan anak. Selain itu, juga ada amanah sebagai kakak atau adik. Lebih jauh lagi, seorang ayah sekalipun pada dasarnya ia adalah seorang anak, dan bisa jadi ia juga seorang kakak bagi saudaranya dan sekaligus sebagai adik dari saudaranya yang lain. Setiap posisi ini memiliki amanahnya tersendiri. Dengan kata lain, memiliki otoritas kewenangan, hak dan kewajiban yang spesifik. Setiap orang dimintai pertanggungjawabannya akan posisi yang dimilikinya.

Setiap manusia adalah pemimpin, begitulah pesan dari rosululloh kepada kaum muslimin. “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. ……”(Muttafaqun ‘alaih).

4. Amanah dalam Kepemimpinan Umat

Kekuasaan, jabatan dan kewenangan memimpin adalah amanah besar dari Alloh sekaligus dari umat. Oleh karena itu, amanah kepemimpinan ini berat dilihat dari sudut pandang kepada siapa ia harus bertanggungjawab. Seorang pemimpin tidak hanya diminta tanggungjawabnya oleh Alloh tapi juga oleh umat yang dipimpinnya. Kesalahannya kepada manusia adalah dosa nya kepada Alloh sekaligus kepada manusia.

Rosululloh telah mengingatkan kepada umatnya agar berhati hati dengan kekuasaan, karena ia akan menjadi penyesalan dan kesedihan di akherat kecuali yang bagi yg mengambilnya dengan haknya dan menunaikan kewajibannya (HR Muslim).

Memberikan kepercayaan kepemimpinan kepada yang berhak juga suatu amanah. Hal ini tercermin dari teladan rosululloh SAW yang tidak mengangkat Abu Dzar menjadi pemimpin karena menurut rosululloh beliau adalah orang yang lemah dalam hal kepemimpinan. Dalam hadits lain, rosululloh menjelaskan bahwa seseorang yang mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal di sana ada yang lebih diridhoi Alloh, maka dia telah berhianat kepada Alloh SWT, rosulnya dan orang orang mukmin. (HR Hakim).

5. Amanah dalam menunaikan hak Alloh dan makhluk.

Alloh memiliki hak atas makhluknya untuk disembah, diibadahi dengan ikhlas dan benar. Oleh Karena itulah, alloh mengutus nabi dan rosul kepada manusia, agar menjelaskan bagaimana kaifiat beribadah secara benar yang diridhoiNya. Maka, termasuk amanah dalam hal ini adalah mencari tahu atau menuntut ilmu agar ia bisa menyembah Alloh dengan benar, beragama dengan sempurna, beribadah dengan menepati syarat dan rukun sesuai tuntunan Al Qur’an dan sunnah nabiNya.

Selain itu, Kaum muslimin harus amanah dalam berinteraksi dengan yang orang lain. Menunaikan hak hak mereka dengan baik. Diantaranya kaum muslimin harus menjaga harta yang dipercayakan kepadanya, menepati janji dan membayar hutang, mengembalikan sewa dan interaksi yang lainnya. “…Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah, Rabb-Nya.” (Al Baqarah : 283). Termasuk di dalam lingkup amanah ini adalah menunaikan hak non materi kepada orang lain. Menjaga rahasia aib orang lain, menasehati dan mengingatkan orang yang lalai serta memberikan pembelaan saksi yang benar kepada mereka.

6. Amanah dalam Dakwah

Merupakan Kewajiban kaum muslimin untuk menyebarkan agama islam, mendakwahkan tauhid dan menanamkan nilai nilai islami dalam kehidupan. Karena umat nabi Muhammad SAW mewarisi tugas kenabian setelah nabinya meninggal, yaitu berdakwah. Kaum muslimin adalah umat yang dimuliakan oleh Alloh karena tugas dakwah yang amanahkan kepadanya. Alloh SWT berfirman “ Kalian adalah sebaik baik umat ………kalian beramar ma’ruf dan mencegah mungkar” (QS.Al Imron : ).

Sebaliknya, golongan kafir dani bani isroil telah dilaknat Alloh karena mereka tidak mau menunaikan amanah dakwah ini. “ Telah dilaknati orang orang kafir dari Bani Isroil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam, yang demikian itu disebabkan mereka malampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang malakukan tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan”. (QS.An Nisa :78-79)

4. KEUTAMAAN AMANAH


Sifat amanah membawa pemiliknya kepada banyak keutamaan. Ini sudah jelas, karena sifat amanah adalah salah satu dari sifat sifat kenabian. Nabi Nuh berkata “ sesungguhnya aku adalah seorang rosul kepercayaan yang di utus kepadamu.” (QS.26:107). Bahkan Rosululloh mengatakan bahwa sifat amanah ini sebagai tanda keimanan seseorang. “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji” (HR ahmad). Oleh karena itulah, sifat amanah akan membawa kesuksesan dunia dan akherat.

5. KEBURUKAN HIANAT

Rosululloh telah menerangkan bahwa hianat merupakan salah satu sifat kemunafikan. “Tanda tanda orang munafik ada tiga : jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya khianat” (HR Bukhori)
Setiap penghianatan akan dipermalukan di hari kiamat. Rosululloh SAW bersabda: “setiap penghianatan akan mendapat bendera di hari kiamat, disebutkan ini penghianatan fulan dan fulan” (HR Bukhori Muslim)

Dalam banyak ayat Alloh berfirman “ sesungguhnya alloh tidak menyukai orang orang yang berkhianat” (QS 8:58), di ayat lain “ Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang orang yang berhianat lagi banyak dosa” (QS.4:107), kemudian di ayat lain lagi Alloh berfirman “Sesungguhnya alloh tidak meyukai tiap tiap orang yang berhianat lagi mengingkari nikmat.” (QS Al hajj : 38)

6. MENJADI PRIBADI MUSLIM YANG AMANAH

Sekarang ini adalah jaman dimana banyak manusia yang sudah kehilangan sifat amanah. Betapa banyak, saat ini dijumpai orang-orang yang mengabaikan amanah dalam agamanya, menyelewengkan kekuasaannya, mengabaikan kewajiban keluarganya dan menyia-nyiakan amanah harta yang ada pada mereka. Bahkan, banyak yang mengaku beragama islam tetapi tidak mau melaksanakan rukun islam, tidak sholat, tidak puasa, dan enggan menunaikan ibadah haji.

Setiap muslim, secara pribadi, mereka wajib menjadikan dirinya orang yang amanah. Seorang muslim yang amanah akan senantiasa menyadari posisi dan tanggungjawabnya, sehingga ia dengan sekuat tenaga akan menjaga amanah yang ada padanya. Seorang pemimpin yang amanah akan mengayomi bawahannya, seorang guru akan mendidik muridnya dengan sebaiknya, seorang pekerja akan bersungguh sungguh menunaikan tugasnya, seorang laki laki akan sekuat tenaga memimpin keluarganya, seorang penuntut ilmu akan sungguh sungguh belajar, dan seterusnya. Pendek kata, menjadi pribadi yang amanah adalah menjadi seorang yang selalu melakukan usaha terbaiknya sesuai dengan tanggungjawab yang ada padanya, baik kepada Alloh, kepada manusia dan alam semesta ini.

Dasar yang paling penting untuk menjadi pribadi yang amanah adalah dukungan iman yang lurus dan kokoh. Iman yang menumbuhkan kesadaran bahwa ia selalu dalam pengawasan Alloh SWT, Iman akan membimbing hati dan dirinya untuk senantiasa mengingat pertanggungjawabannya kelak di hari kiamat. Akhirnya, dengan iman yang seperti itulah, ia akan senantiasa melakukan usaha terbaiknya dalam menunaikan amanah. InsyaAlloh, dengan sifat amanah inilah umat islam akan kembali kepada kemuliaannya dan agama Islam akan kembali mendapatkan kebesarannya.

7. PENUTUP

Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, semakin jelas bahwa amanah tidak hanya terbatas urusan kekuasaan dan benda titipan saja sebagaimana yang dipahami sebagian orang. Karena luasnya cakupan makna amanah ini, dapat dikatakan bahwa seluruh sisi kehidupan manusia tidak terluput dari amanah yang diembannya. Seseorang pasti mengemban amanah dari Alloh, karena ia adalah hambaNya, dan pasti juga mengemban amanah dari sesamanya karena ia adalah makluk sosial yang tidak mungkin hidup sendirian.

Setiap muslim harus menanamkan sifat amanah dalam dirinya. Karena sifat amanah akan membawa manusia pada keselamatan dunia dan akherat. Setiap orang yang amanah akan Alloh berikan kemuliaan. Demikian juga sebaliknya, setiap orang yang hianat akan Alloh berikan kehinaan kepadanya. Wallohua’lam.

8. REFERENSI

Al-Quran Al Karim
Shahih Bukhori.
www.dakwatuna.com

Disusun Oleh
Triyanto Sugeng Riyadi (09.42.044)

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosat Islamiyah Al-Hikmah
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Jakarta
www.alhikmah.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Referensi Untuk Check Ayat Al-Quran